SUGENG RAWUH SEDEREK KABEH ...

Senin, 17 September 2012


Cakrawala : M. Yunus, Pendekar Mikro Kredit
PENDEKAR MIKRO KREDIT
Muhammad Yunus
Setidaknya ada beberapa alasan kenapa tema ini diangkat, yaitu; Pertama ; kesamaan dalam bidang garapan (mikro kredit) yang tidak hanya berorientasi kepada “uang” semata, tetapi diharapkan dengan adanya mikro kredit tersebut dapat meningkatkan, memberdayakan potensi/kapasitas kaum papa. Kedua; Kesamaan nama dengan salah satu pelaku program kita (Alm) Mantan Ketua UPK Kapetakan, semoga dengan tulisan ini dapat mengenang dan mendoakan kembali atas jasa dan kebaikan almarhum. Muhammad Yunus lahir tahun 1940, adalah seorang bankir dari Bangladesh yang mengembangkan konsep kredit mikro, yaitu pengembangan pinjaman skala kecil untuk usahawan miskin yang tidak mampu meminjam dari bank umum. Yunus mengimplementasikan gagasan ini dengan mendirikan Grameen Bank. 

Yunus lahir di Chittagong, dan belajar di Chittagong Collegiate School dan Chittagong College. Kemudian ia melanjutkan ke jenjang Ph.D. di bidang ekonomi di Universitas Vanderbilt pada tahun 1969. Selesai kuliah, ia bekerja di Universitas Chittagong sebagai dosen di bidang ekonomi. Saat Bangladesh mengalami bencana kelaparan pada tahun 1974, Yunus terjun langsung memerangi kemiskinan dengan cara memberikan pinjaman skala kecil kepada mereka yang sangat membutuhkannya. Ia yakin bahwa pinjaman yang sangat kecil tersebut dapat membuat perubahan yang besar terhadap kemampuan kaum miskin untuk bertahan hidup.
 
Pada tahun 1976, Yunus mendirikan Grameen Bank yang memberi pinjaman pada kaum miskin di Bangladesh. Hinggal saat ini, Grameen Bank telah menyalurkan pinjaman lebih dari 3 miliar dolar ke sekitar 2,4 juta peminjam. Untuk menjamin pembayaran utang, Grameen Bank menggunakan sistem "kelompok solidaritas" atau mungkin dengan bahasa lain “tanggung renteng”, Kelompok-kelompok ini mengajukan permohonan pinjaman bersama-sama, dan setiap anggotanya berfungsi sebagai penjamin anggota lainnya, sehingga mereka dapat berkembang bersama-sama.
Keberhasilan model Grameen ini telah menginspirasikan model serupa dikembangkan di dunia berkembang lainnya, dan bahkan termasuk di negara maju seperti Amerika Serikat.
Melalui gagasan ini, Yunus memenangkan Hadiah Budaya Asia Fukuoka XII 2001. Ia juga terpilih sebagai penerima Penghargaan Perdamaian Nobel (bersama dengan Grameen Bank) pada tahun 2006.

AKAR KEMISKINAN (ROOT OF POVERTY)
Menurut Yunus kemiskinan menjadi ancaman paling berbahaya bagi manusia, apakah karena memang manusianya? Atau karena memang beginilah kehidupan?
Ternyata bukan karena factor manusia dan kehidupan, semua manusia berupaya bahkan punya potensi untuk maju dan kaya hanya saja system dimana manusia itu berada tidak menjadikan potensi untuk sukses itu tidak maksimal. Karena system yang baku (conventional) selama ini tidak berpihak kepada kaum lema, semakin memiskinkan yang miskin, atau si miskin menjadi “objek” untuk memperkaya si kaya.
Bertolak dari system conventional itulah kemudian Yunus mendirikan Garmeen Bank. System itu tidak saja menguatkan kaum miskin secara ekonomi, lebih dari itu menghidupkan kembali potensi mereka untuk “berdaya” ditengah-tengah masyarakat.
Menurut Yunus setidaknya ada dua poin penting untuk menanggulangi kemiskinan secara efektif:
1. Menumbuhkan percaya diri (self confidence) masyarakat miskin dan hal ini tidak akan terjadi pada sistem kapitalis yang cenderung menjadikan si miskin sebagai “objek”. Yunus dengan Garmeen Bank-nya menjadikan anggotanya bagian atau memiliki kepemilikan dari sistem atau menjadikan anggotanya sebagai “subjek” sehingga tumbuh kepercayaan diri untuk bangkit dari kondisi yang ada.
2. Mengubah sistem, Yunus menganggap sistem keuangan kini (kapitalis) tidak mendukung kebangkitan kaum miskin, malah mendukung terjadinya monopoli sehingga yang terjadi adalah si kaya makin kaya dan sebaliknya.
Yunus berependapat bahwa sistem kapitalis bukan sebuah sistem untuk menyelematkan manusia dari ancaman kemiskinan. Lebih dari 94 % kekayaan dunia saat ini dinikmati oleh sekitar 40 % penduduk dunia, sementara 60 % lainya hanya membagi-bagi 6 % kekayaan dunia, sekitar ½ atau lebih penduduk dunia hidup di bawah $2 sehari dan lebih dari 1 Milyar manusia hidup di bawah $1 perhari.

Lalu sistem bagaimanakah yang ditawarkan Yunus melalui (GB) Garmeen Bank-nya ? setidaknya ada empat hal kunci sukses Garmeen Bank :
1. Jika bank konvensional meminjamkan uang kepada mereka yang mempunyai jaminan, GB justru memberikan pinjaman kepada mereka yang tidak punya apa-apa. Disinilah perubahan sistem yang ditawarkan Yunus sangat kontras dengan sistem konvensional. Mereka tidak punya apa-apa bukan berarti tidak mampu, hanya perlu motivasi dan sentuhan untuk menumbuhkan kepercayaan diri.
2. Jika bank konvensional membangun relasi dengan pelangganya dengan jaminan pengacara, GB membangun relasi dengan pelangganya dengan kepercayaan (trust), ia menjelaskan bahwa sebenarnya “legal fees” bisa ditiadakan.
3. Jika bank konvensional meminjamkan uang kepada mereka yang punya kapasitas berdagang, GB justru memberikan pinjaman kepada mereka yang mengatakan “saya takut untuk meminjam karena tidak tahu bagaimana memutar keuangan” . Disini GB membangun kepercayaan anggotanya bahwa mereka punya kapasitas cuma perlu stimulus untuk tampil 
4. Jika bank konvensional beroperasi sebagai “money machine”, GB menambahkan dengan “social system”. Artinya GB juga melirik aspek-aspek hubungan kemanusiaan, dan kemudian GB mengembangkan apa yang disebut dengan “social business” / perusahaan sosial
Lalu bagaimanakah dengan program pemberdayaan kita ??? .
Demikian, Waalahul muwafiq ila aqwamitthariq, Wasalam
Oleh: Ahmad Khotib, FK Kecamatan Greged cirebon

Rabu, 12 September 2012

PERESMIAN PASAR DESA GUMELAR


PERESMIAN PASAR DESA GUMELAR

Wong ndesa aja ngasi ilang latare, Pasar ilang kumandange



Peresmian Pasar Desa Gumelar dilakukan pada hari Rabu kemarin 12 September 2012 bertempat di Pasar Pahing. Acara serah terima hasil kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan berupa pasar desa tersebut dihadiri  oleh camat, pelaku PNPM, puluhan pedagang dan elemen masyarakat Desa Gumelar. 

Suwanto, Sekretaris Desa Gumelar mewakili Kepala Desa  menyatakan bahwa  pasar desa harusnya  menjadi sumbu ekonomi perdesaan, hal ini ditandai dengan perputaran  uang dan barang cepat dan besar. “bayangkan jika remiten para TKI yang jumlahnya konon mencapai milyaran ini diputar, di investasikan  dan dibelikan barang di wilayah  gumelar tentu yang menikmati adalah masyarakat sekitar. Tapi sayangnya hasil remiten seringkali dibelanjakan di luar gumelar”.

Senada dengan itu dinyatakan oleh Camat Gumelar, Srie Yono, SH, M.Si  bahwa  pada kenyataannya pasar desa selama ini kurang begitu  grengseng  karena kurangnya management. Adapun masalah umum yang terjadi adalah kurangnya kebersihan dan kenyamanan.

 Ada beberapa hal yang menurutnya menjadi penting untuk dikaji. “Yang pertama Keberlanjutan pasar  harus mulai di upayakan, misalnya dari siklus pasaran pahingan menjadi pasar harian. “ tandasnya. Walaupun pada kenyataannya memang membutuhkan perjuangan dan ketelatenan tersendiri.

 Tapi jika berhasil tentu menjadikan nilai tambah bagi pedagang dan masyarakat. Yang kedua adalah kelestarian. Setelah pasar ini dibangun menjadi tantangan tersendiri karena banyak dari hasil pembangunan rata – rata mengambang di pemeliharaan. Tapi untuk pasar gumelar akan lebih terpelihara karena  sudah dikerjakan oleh masyarakat dan diserahkan sebagai asset desa. Karena menjadi asset desa tentunya  pihak pemerintah desa punya kewajiban pasca serah terima.

Peresmian secara simbolis dilakukan oleh Camat dengan pemecahan kendi yang berisi air dan kembang. Dalam kesempatan ini diharapkan  rejeki pedagang pasar  tambah banyak, suasana rukun antar pedagang dan management yang baik. Jangan sampai pasar desa menjadi tidak menarik
“Jangan sampai wong ndesa ilang latare dan pasar ilang kumandange “ selorohnya.

Dartono, S.Sos selaku ketua TPK PNPM MP menambahkan bahwa PNPM Mandiri Perdesaan selaku program pemberdayaan  hanya memberikan stimulant kegiatan, adapun kekurangan dan pengembangan dilakukan dari tambahan swadaya masyarakat dan pedagang.

Pasar Desa ini menghabiskan Dana Rp.123.583.100 yang ditopang oleh dana PNPM Mandiri Perdesaan, swadaya desa dan iuran pedagang pasar. Dari taget awal 20 los menjadi 24 los.

Dalam acara tersebut, selaku ketua TPK menyerahkan kegiatan pada pemerintah Desa sedangkan dari pemerintah desa diserahkan pada pengelola pasar.
Kedepan diharapkan pengelolaan pasar desa tradisional bisa bercita rasa modern dengan penataan tata ruang yang utuh dan menarik banyak konsumen.

Selain itu juga perluasan fungsi pasar desa dari hanya memasarkan hasil produksi perdesaan dan menyediakan kebutuhan pokok masyarakat perdesaan merambah upaya bagaimana  meningkatkan pendapatan Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa serta  memberikan perlindungan dan upaya meningkatkan kepastian perekonomian masyarakat perdesaan

Semoga kedepan model pembangunan yang digagas oleh program pemberdayaan menjadi good practice ketika kegiatan diusulkan, direncanakan dan dikerjakan oleh masyarakat maka timbal baliknya adalah masyarakat memiliki rasa handarbeni asset pembangunan.

Sabit Banani, SH
Fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan
Kecamatan Gumelar